Kopi luwak ternyata berasal dari musang yang dikurung dalam kandang sempit.
Produksi kopi luwak mencerminkan kekejaman atas hewan, seperti diungkapkan oleh penyelidikan BBC di kawasan Sumatra.
Kopi yang bercampur dengan kotoran musang itu
merupakan kopi berkualitas tinggi dan diekspor ke pasar-pasar
internasional dengan harga mahal.
Popularitas kopi ini antara lain meningkat setelah masuk program TV terkenal di Amerika Serikat, Oprah Winfrey, dan dalam film
The Bucket List.
Di London, misalnya, harga secangkir kopi luwak bisa mencapai £60 atau sekitar Rp900.000 lebih untuk satu cangkir.
Namun penyelidikan yang dilakukan wartawan BBC,
Guy Lynn dan Chris Rogers, memperlihatkan bahwa musang-musang yang makan
biji kopi tersebut dikurung dalam kandang.
Dan para ahli yakin bahwa kopi luwak yang dijual
di London diproduksi dari musang kandang walau dipromosikan sebagai
kopi luwak yang berasal dari musang liar.
Musang dalam kandang
"Hewan
liar ini memiliki perilaku yang mereka butuhkan dan harus diungkapkan.
Kandangnya amat tandus, kotor, dan tidak ada tempat untuk memanjat."
Guy Lynn dan Chris Rogers -yang menyamar sebagai
pembeli- antara lain berkunjung ke beberapa peternak di Takengon,
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, maupun Sidikalang di Sumatra Utara,
dan pengekspor kopi luwak di Medan.
Mereka melaporkan musang-musang berada dalam kondisi kandang yang buruk dan bahkan ada musang yang dalam keadaan terluka.
Dr Neil D'Cruze, dari Masyarakat Perlindungan
Hewan Dunia, yang menyaksikan video laporan menyatakan bahwa
musang-musang itu berada dalam konsidi tertekan dan menyedihkan.
"Hewan liar ini memiliki perilaku yang mereka
butuhkan dan harus diungkapkan. Kandangnya amat tandus, kotor, dan tidak
ada tempat untuk memanjat," tutur Dr D'Cruze.
Sementara itu penulis buku
Coffee: A Dark History,
Tony Wild, mengungkapkan keyakinannya bahwa produk musang kandang masuk
ke pasar London namun dijual sebagai produk alami walau tidak ada
jaminan semuanya dari musang liar.
Kondisi kandang yang burik dan sempit tidak sesuai dengan perilaku musang.
"Alasan kenapa semua orang mengulang cerita itu
adalah karena amat langka sehingga Anda bisa menjual dengan harga yang
amat mahal," jelasnya.
Tidak bisa menjamin
Salah satu peternakan kandang yang dikunjungi
BBC di Takengon mengaku memasok kopi luwak ke Sari Makmur, sebuah
perusahaan ekspor yang meyebutkan kopi luwak mereka bersumber dari hewan
liar.
Wakil Direktur Sari Makmur, Andy Spranoto,
mengaku kepada BBC bahwa mereka tidak bisa mengendalikan semua sumber
dari kopi luwak yang mereka terima.
Mereka memang bertanya kepada para peternak apakah kopi luwak alami atau bukan namun tidak diperiksa lebih lanjut.
"Terus terang saja, kami tidak terlalu
bersemangat menjualnya sebagai Luwak Liar karena kami tidak bisa
memastikannya," tutur Spranoto.
Sari Makmur memiliki operasi produksi kopi luwak
sendiri, Wahana -yang tidak dikunjungi BBC- dan dijual dengan merek
Wahana Luwak, yang antara lain bisa ditemukan di pusat pertokoan mewah
Harrods di London.
"Itu liar, tentu saja liar, namun kopi itu berasal 100% dari Wahana sehingga kami bisa menelusurinya," tegas Spranoto.
Dia menegaskan kepada BBC bahwa tidak ada kandang musang di Wahana dan program penangkaran sudah dihentikan sejak tahun 2007.
BBC juga menghubungi dua pembeli kopi luwak Sari
Makmur di Inggris yang mengatakan berkunjung ke peternakan Wahana pada
tahun 2011 dan tidak melihat musang kandang.